Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, February 16, 2011

Astronom Temukan Calon Planet di Balik Pluto

Bertahun-tahun lalu, di sekolah kita diajarkan bahwa tata surya terdiri dari Matahari dan 9 buah planet. Akan tetapi, sejak diluncurkannya berbagai teleskop, pesawat, dan satelit, ruang angkasa menjadi lebih kompleks.

Saat Pluto didegradasi statusnya dari planet menjadi planet kerdil, lima tahun lalu, kita cukup terkejut. Tata surya tinggal dihuni 8 planet. Bagan dan model tata surya yang dipasang di ruang kelas di seluruh dunia harus diubah. Buku pelajaran harus ditulis ulang.

Namun, kini ilmuwan memiliki bukti-bukti kuat bahwa ada planet ke 9 berotasi di belakang Pluto. Dan planet ini ukurannya cukup besar.

Dari bukti-bukti yang ditangkap oleh teleskop ruang angkasa Wise milik NASA, planet raksasa ini tersembunyi di balik Oort Cloud, piringan awan yang terdiri dari benda-benda angkasa yang berada di titik terjauh sistem tata surya.

Oleh Daniel Whitmire dan John Matese, astrofisikawan dari University of Louisiana at Lafayette, Amerika Serikat, benda langit yang sedang diajukan untuk mendapat status ‘planet’ tersebut diberi nama Tyche. “Data-data awal seputar Tyche akan dipublikasikan April mendatang,” kata Whitmire, seperti dikutip dari Time, 16 Februari 2011.
“Setelah itu, planet tersebut kemungkinan akan mengungkapkan dirinya sendiri dalam dua tahun ke depan,” ucapnya.

Whitmire menyebutkan, setelah lokasi Tyche berhasil dipastikan,  terserah pada International Astronomical Union (IAU) untuk menentukan apakah Tyche akan mendapat status planet secara penuh.

“Yang jadi masalah bagi IAU untuk meloloskan status planet adalah, kemungkinan besar Tyche terbentuk dari bintang lain,” kata Whitmire. “Ia kemudian ditarik oleh gaya gravitasi milik Matahari dan membuatnya berotasi pada sistem tata surya kita,” ucapnya.

Sebagai informasi, Tyche diperkirakan memiliki ukuran 4 kali lebih besar dibanding Jupiter dan mengorbit pada jarak 15 ribu kali lebih jauh dibanding jarak Bumi dan Matahari atau 375 kali lebih jauh dibandingkan dengan jarak Pluto dengan Matahari.

Kemungkinan, Tyche terdiri dari hidrogen dan helium dan memiliki atmosfir dan punya beberapa bulan seperti milik Jupiter. “Data dari Wise mengungkapkan bahwa Tyche empat sampai lima kali lebih panas dibanding Pluto, yakni mencapai -73 derajat Celcius.

“Panas tersebut merupakan sisa-sisa suhu dari proses pembentukannya,” kata Whitmire. “Obyek langit sebesar ini membutuhkan waktu yang panjang untuk menjadi dingin,” ucapnya.

Tags: Astronom temukan planet baru dibelakang Pluto, Planet baru, Ahli astronomi temukan calon planet di balik Pluto, Astronom NASA Temukan Calon Planet di Balik Pluto

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/204880-astronom-temukan-calon-planet-di-balik-pluto

Pesawat NASA Bongkar Misteri Komet

Pesawat NASA yang terbang mendekati komet Tempel 1, Senin (14/2) lalu mengungkap gambar kawah dari satelit Deep Impact. Misteri apa lagi yang terbongkar?

Pendekatan di malam Valentine itu tak mudah bagi pesawat Stardust-NExT. Pasalnya, pesawat ini harus melawan puing-puing dari komet agar bisa mendapat lusinan gambar komet.

“Komet sangat unik ketika berada di bagian dalam tata surya tempat Bumi berada,” kata penyidik Stardust-NEXT Don Brownlee.

Ilustrasi saat komet Tempel 1 mendekati satelit NASA
Menurutnya, komet terpisah dan mengeluarkan berton-ton gas dan batu dan debu di luar angkasa.

“Mereka tak hanya memuntahkan hal itu dengan cara seragam. Mereka mengeluarkan gumpalan tanah dan es dan batu secara terpisah,” kata Brownlee sambil memainkan audio dari pesawat luar angkasa itu. Suaranya seperti ledakan petasan yang cepat.

“Analogi baiknya adalah seperti B-17 di Perang Dunia II yang terbang melalui antipeluru, jadi komet memiliki lingkungan yang sangat dramatis," katanya.

Gambar-gambar yang diambil Stardust menunjukkan beberapa erosi selama lima tahun terakhir. Selain itu, untuk pertama kalinya para ilmuwan bisa melihat kawah buatan satelit NASA di sana.

"Kami tak pernah melihat kawah itu ketika melewatinya, kawah itu ada di suatu tempat yang menciptakan banyak misteri dan membantu membuat misi ini," kata penyidik Pete Schultz dari Brown University.

Tags: Pesawat NASA membongkar misteri komet, Misteri komet, NASA

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1240772/pesawat-nasa-bongkar-misteri-komet

Matahari Lontarkan Lidah Api Terbesar ke Bumi

Matahari melepaskan lidah api terbesar selama empat tahun terakhir. Letusan yang terjadi pada 14 Februari di belahan barat atau 15 Februari di kawasan timur Bumi tersebut melontarkan gelombang besar yang mengandung partikel gas bermuatan listrik ke ruang angkasa.

Badai Matahari itu juga memancarkan sinar radiasi yang akan menghantam Bumi. Kini awan raksasa yang mengandung partikel tersebut sedang mengarah ke arah planet kita.

Umumnya, Coronal Mass Ejection (CME), sebutan untuk fenomena tersebut, membutuhkan waktu 24 jam atau lebih untuk tiba di Bumi. Efeknya, radiasi itu memicu munculnya aurora borealis, atau Cahaya Utara di garis lintang atas dan kadang muncul hingga di kawasan utara Amerika Serikat.

Cahaya aurora, efek yang terjadi saat angin dari badai Matahari
menghantam medan magnet planet Bumi. (AP)

Dari pengamatan, letusan dahsyat tersebut tercatat mencapai Class X2.2 dalam skala lidah api Matahari. Ia merupakan lidah api kelas X pertama yang hadir di aktivitas siklus Matahari yang dimulai pada tahun lalu.

Sebagai informasi, kini Matahari sedang menuju ke solar maximum atau titik di mana aktivitas di permukaan matahari sedang mencapai puncaknya, yang diperkirakan akan terjadi pada 2013 mendatang.

“Lidah api itu merupakan yang terbesar sejak 6 Desember 2006,” kata Phil Chamberlin, Deputy Project Scientist, Solar Dynamics Observatory NASA, seperti dikutip dari Space, 16 Februari 2011. “Sebelumnya muncul petunjuk bahwa akan ada peluang munculnya lidah api yang sedang sampai besar (kelas M atau lebih), namun kami terkejut saat mengetahui bahwa lidah api yang dilontarkan merupakan kelas X yang lebih besar,” ucapnya.

Lidah api kelas X merupakan tipe lidah api yang paling kuat yang bisa dilontarkan Matahari. Ada dua kategori lain di bawahnya yakni kelas M yang memiliki kekuatan medium namun cukup bertenaga, dan kelas C yang merupakan lontaran radiasi yang paling lemah.

Lontaran lidah api sebesar itu akan memancarkan sinar X, radiasi ultraviolet dosis tinggi serta menghembuskan angin Matahari ke arah Bumi.

Setibanya di Bumi, elektron dan proton dari angin Matahari akan bersinggungan dengan medan magnet dan mengarahkannya ke kutub magnetik planet ini. Gangguan tersebut dapat menghadirkan badai geomagnetik di medan magnet planet Bumi.

“Badai geomagnetik berpotensi terjadi setelah 36 hingga 48 jam setelah CME tiba di Bumi,” ucap Chamberlin.

Tags: Matahari keluarkan korona terbesar ke bumi, Matahari keluarkan lidah api terbesar ke bumi

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/204852-matahari-lontarkan-lidah-api-terbesar-ke-bumi

Tuesday, February 15, 2011

Penampakan Gambar Hati (Love) di Planet Mars

Hari valentine yang identik dengan hari kasih sayang ternyata tidak hanya sebatas memberikan sesuatu semisal coklat kepada orang-orang yang kita sayangi, tapi alam semesta pun memberikan kejutan kepada kita seperti ditemukannya gambar love / hati (heart) di permukan planet Mars.

Daerah tempat ditemukannya gambar hati tersebut yaitu disebuah tempat di planet Mars yang diberi nama Arabia Terra Region persisnya disebelah timur gunung berapi Patera Alba. Penampakan simbol hati tersebut sebenarnya adalah sebuah palung yang dibatasi oleh semacam dinding yang lurus yang dalam ilmu geologi disebut dengan graben. Gambar-gambar berikut diambil dari Malin Space System yang berpusat di San Diego.



Tags: Gambar hati di planet Mars, Gambar love di planet Mars, Ditemukan gambar heart di planet Mars, Ucapan valentine dari planet Mars, Planet Mars, Mars

Source: http://www.universetoday.com/83296/from-mars-with-love-on-valentines-day/

Anak Hasil Pembuahan di Luar Angkasa Berisiko Mandul

Jika kelak manusia berhasil mewujudkan gagasan migrasi antar planet, tentu banyak pasangan akan melakukan pembuahan di luar angkasa. Dampak radiasi perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan keturunan yang dihasilkan menjadi mandul.

Radiasi itu terutama berasal dari proton kuat yang dilepaskan oleh jilatan lidah api di permukaan matahari. Menurut sebuah penelitian terbaru, dampak radiasi proton bagi sistem reproduksi adalah kerusakan DNA pada keturunan yang dihasilkan.

Kerusakan DNA atau deoksiribo nukleat akan lebih memberikan dampak negatif jika keturunan yang dihasilkan adalah perempuan. Dalam sebuah eksperimen Badan Antariksa Amerika (NASA) yang dilakukan pada tikus, anak tikus betina hasil pembuahan di luar angkasa tidak bisa punya anak.

Anak tikus betina itu bisa dibuahi oleh tikus jantan, namun anaknya tidak pernah bisa lahir. Tikus betina mengalami kerusakan DNA dan kemudian bunting itu selalu mengalami keguguran karena oosit atau sel telurnya tidak cukup kuat.

Sementara jika keturunan yang dihasilkan adalah laki-laki, dampak kerusakan DNA dialami oleh sel sperma. Dikutip dari Dailymail, Senin (14/2/2011), sperma yang mengalami mutasi DNA akan menghasilkan keturunan yang cacat, atau bahkan tidak mampu membuahi sama sekali.

Di bumi, dampak radiasi tersebut tidak terlalu dirasakan karena sebagian besar bisa diserap oleh lapisan atmosfer. Sementara di planet-panet yang atmosfernya berbeda dengan bumi, radiasinya bahkan bisa menembus lapisan alumunium yang melapisi badan pesawat luar angkasa.

Meski demikian bukan berarti dampak radiasi terhadap sistem reproduksi tidak mungkin terjadi di bumi. Radiasi akibat radioterapi kanker dan ledakan bom nuklir diketahui dapat memberikan efek yang sama dengan temuan para peneliti NASA di luar angkasa.

Tags: Wah, Anak Hasil Pembuahan di Luar Angkasa Berisiko Mandul

Source: http://health.detik.com/read/2011/02/14/131759/1570818/763/anak-hasil-pembuahan-di-luar-angkasa-berisiko-mandul?l993306763

Astronom Temukan Lubang di Matahari

Sebuah satelit ruang angkasa telah mendeteksi dua lubang berukuran besar di Matahari. Lubang ini diyakini menjadi jalan bagi material dan gas milik bintang itu untuk keluar ke alam bebas.

Lubang yang disebut sebagai ‘coronal hole’ tersebut merupakan celah di antara medan magnet Matahari. Celah itu melubangi lapisan atmosfir luar yang super panas – disebut juga dengan corona – sehingga memungkinkan gas panas dari inti Matahari terlepas ke luar.

Lubang itu terdeteksi oleh satelit Hinode yang khusus memantau aktivitas Matahari. Adapun kedua lubang tersebut terdeteksi dari foto-foto yang diambil pada 1 Februari lalu.

Lubang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan
kawasan di sekelilingnya.
Lubang ini memungkinkan gas panas dari inti Matahari
terlepas ke luar. (space.com)

Pada gambar yang ditangkap, lubang terdapat di bagian tengah atas di dekat kutub Matahari, adapun lubang lain berada di bagian bawah. Lubang juga terlihat lebih gelap dibanding bagian lain dari Matahari. Namun ada alasan untuk itu.

“Suhu lubang itu relatif dingin dibandingkan dengan kawasan aktif di sekelilingnya. Temperatur lebih dingin itu membuat lubang tampak lebih gelap di gambar,” kata juru bicara NASA, seperti dikutip dari Space, 15 Februari 2011.

Hinode Solar Observatory merupakan satelit pemantau milik Jepang yang telah mengamati bintang tersebut sejak diluncurkan pada tahun 2006 lalu. Satelit itu didesain untuk mempelajari medan magnet Matahari untuk membantu ilmuwan dalam memahami bagaimana energi disebarkan melalui lapisan berbeda milik atmosfir Matahari.

Misi pemantauan yang dilakukan Hinode sendiri merupakan misi gabungan antara Japan Aerospace Exploration Agency, Japan’s National Astronomical Observatory, NASA dan European Space Agency.

Tags: Lubang pada matahari, Ahli astronomi temukan lubang di matahari, Ada lubang di matahari, matahari ternyata berlubang, Matahari

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/204732-astronom-temukan-lubang-di-matahari

Stabilkah Tata Surya Kita ?

Stabilkah Tata Surya? Dalam perhitungan-perhitungan yang sudah dilakukan oleh para astronom, terlihat kalau Tata Surya merupakan sistem yang stabil. Delapan planet disertai asteroid, planet katai dan objek lainnya di Tata Surya mengelilingi Matahari memang tampak memiliki kestabilan yang luar biasa dalam jangka waktu panjang. Dalam berbagai teori, Tata Surya bahkan lebih stabil dibandingkan sistem extrasolar planet. Tapi ternyata di antara kumpulan planet ini, ada kemungkinan terjadinya tabrakan bukan hanya oleh meteor, atau kemungkinan diakhirinya hidup Bumi saat Matahari tua nanti dan menjadi raksasa merah. Ternyata planet Jupiter, si planet gas raksasa di Tata Surya ini menyimpan kemungkinan yang mengerikan. Apa itu?

Ilustrasi tabrakan dua benda masif. Kredit Gambar : : NASA/JPL-Caltech/T. Pyle (SSC/Caltech)

Jupiter ternyata memiliki pengaruh gravitasi yang sangat kuat terhadap planet lainnya, terutama planet yang jauh lebih kecil. AKibatnya, masa depan planet-planet kecil di Tata Surya akan jadi suram jauh sebelum Matahari berubah jadi raksasa merah. Dan planet kecil itu tentunya termasuk Bumi. Dalam perjalanannya, gaya gravitasi Jupiter kelak akan menggangu Merkurius dan menyebabkan planet terdekat Matahari ini mengalami peningkatan eksentrisitas orbit yang besar. Bahkan Merkurius diperkirakan akan masuk dalam jalur Venus. Dan Bumi pun akan merasakan akibatnya.

Jupiter, planet kelima yang mengorbit Tata Surya pada jarak 5 SA atau 5 kali jarak Bumi ternyata walau dengan jarak yang sangat jauh pun menjadi masalah bagi planet lainnya. Gaya gravitasi Jupiter memang sangat besar, yakni 318 kali gravitasi di Bumi. Dan ini memang menjadi masalah bagi planet dalam di Tata Surya termasuk Merkurius. Merkurius sendiri dalam Tata Surya merupakan planet terdekat dengan jarak 0,47 SA (saat berada di titik terjauh dari Matahari) dan 0,31 SA (saat berada pada jarak terdekat dnegan Matahari). Massa Merkurius juga sangat kecil, hanya 0,055 kali Massa Bumi.

Simulasi yang dilakukan oleh Jacques Laskar dari Paris Observatory, juga Konstantin Batygin dan Gregory Laughlin dari University of California, Santa Cruz, menunjukan gravitasi Jupiter akan mengganggu orbit Merkurius, dan menyebabkan si planet kecil ini memperluas orbitnya sampai memasuki orbit Venus, atau bahkan Merkurius akan menabrak Matahari. Ada 4 kemungkinan jika Merkurius mengalami gangguan oleh jupiter yakni :

Merkurius akan menabrak Matahari
Merkurius akan terlontar keluar dari Tata Surya
Merkurius akan menabrak Venus
Merkurius akan menabrak Bumi

Ke-4 skenario kemungkinan itu sama sekali tidak menyenangkan bagi Merkurius yang harus mengakhiri hidupnya di Tata Surya lebih dahulu dibanding lainnya. Tapi kemungkinan Merkurius menabrak Bumi tentu sesuatu yang sangat menakutkan bagi kita. Bagaimana dengan kehidupan di Bumi? Kalau tabrakan besar asteroid dan komet bisa memusnahkan sleuruh dinosaurus, maka tak pelak kehidupan di Bumi bahkan Bumi sendiri akan hancur jika ditabrak Merkurius yang berdiameter 4880 km. Mungkin Bumi hanya menyisakan serpihan kecil jika tabrakan itu benar terjadi.

Nah itu tadi berita buruknya. Berita baiknya adalah, kemungkinan terjadinya ketidakstabilan di Tata Suryai itu hanyalah 1% sebelum Matahari berubah menjadi raksasa merah dan menelan Merkurius, Venus, Bumi dan Mars dalam 7 milyar tahun ke depan.

Tags: Stabilkah tata surya?, Kestabilan tata surya, Tata surya

Source : UniverseToday, Daily Galaxy, Chaotic diffusion in the Solar System (J. Laskar), dan On the dynamical stability of Solar System (Batygin & Laughlin)

Astronom Kalkulasi Massa Lubang Hitam Terbesar

Berukuran 6,6 milyar massa tata surya, lubang hitam di pusat galaksi M87 merupakan lubang hitam terbesar di mana massa persisnya telah diukur.

Dengan menggunakan Teleskop Frederick C. Gillett Gemini di Mauna Kea, Hawaii, satu tim astronom mengkalkulasi massa lubang hitam tersebut, yang lebih besar dari lubang hitam yang berlokasi di pusat Bimasakti, yang berukuran sekitar 4 juta massa tata surya.

Astronom Karl Gebhardt dari Universitas Texas, Austin, mempresentasikan hasil penelitian tim tersebut pada hari Rabu, 12 Januari, dalam pertemuan ke-217 Perhimpunan Astronomi Amerika. Dia mengatakan bahwa horison lubang hitam tersebut, yang berukuran 20 milyar km, empat kali lebih besar dari orbit Neptunus dan tiga kali lebih besar dari orbit Pluto. Dengan kata lain, lubang hitam tersebut dapat "menelan" keseluruhan sistem tata surya kita.

Black Hole

Sebelumnya para astronom telah memperkirakan massa lubang hitam tersebut sekitar 3 milyar masa tata surya, jadi hasil mereka agak mengejutkan. Untuk mengkalkulasi massa lubang hitam itu, para astronom mengukur seberapa cepat bintang-bintang di sekitar mengorbit lubang hitam tersebut. Mereka menemukan bahwa, rata-rata bintang-bintang tersebut mengorbit dengan kecepatan hampir 500 km per detik (sebagai perbandingan, matahari mengorbit lubang hitam di pusat galaksi Bimasakti sekitar 220 km per detik). Dari pengamatan ini, para astronom bisa menyimpulkan perkiraan yang paling akurat dari massa lubang hitam yang super besar ini.

Para astronom menganggap bahwa lubang hitam M87 bertumbuh menjadi sangat besar dengan cara bergabung dengan beberapa lubang hitam lainnya. M87 merupakan galaksi terbesar di alam semesta dekat, dan diperkirakan terbentuk oleh penggabungan kurang lebih 100 galaksi-galaksi yang lebih kecil.

Walaupun lubang hitam tersebut berlokasi sekitar 50 juta tahun cahaya, dia dianggap sebagai tetangga kita dalam perspektif kosmologi. Oleh karena ukuran besar dan kedekatan relatifnya, para astronom menganggap bahwa itu merupakan lubang hitam pertama yang benar-benar dapat mereka "lihat". Sejauh ini, tak ada seorangpun yang pernah menemukan bukti pengamatan langsung lubang-lubang hitam. Keberadaan mereka disimpulkan dari bukti tak langsung, khususnya bagaimana mereka mempengaruhi sekitar mereka.

Lubang hitam M87 mungkin tidak akan lama mempertahankan gelarnya, karena para astronom berencana untuk melanjutkan mencari dan mengkalkulasi ukuran-ukuran banyak lubang hitam lainnya. Salah satu proyek yang direncanakan melibatkan penghubungan teleskop-teleskop dari seluruh dunia untuk mengamati alam semesta pada panjang gelombang yang lebih pendek dari 1 milimeter. Hal ini mungkin akan memperkenankan para ilmuwan untuk mendeteksi bayangan hitam dari lubang hitam M87 horison. Hal tersebut mungkin juga memperkenankan para ilmuwan untuk mengkalkulasi ukuran lubang hitam lain yang berlokasi di sebuah galaksi sekitar 3,6 milyar tahun cahaya.

Informasi lebih lanjut bisa ditemukan di http://news.sciencemag.org/sciencenow/2011/01/the-solar-system-swallower.html.

Tags: Lubang hitam, Black Hole, Lubang hitam terbesar di alam semesta, Lubang hotam terbesar di jagat raya

Source: http://sainspop.blogspot.com/2011/01/astronom-kalkulasi-massa-lubang-hitam.html


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto